Total Tayangan Halaman

Sabtu, 12 April 2014

Si Sesat Dari Timur

Pernahkan anda membaca novel wuxia? Itu lho, novel silat dengan latar belakang Negeri Tiongkok. Novel silat ini mengandung zat adiktif yang berbahaya, sekali mencoba, biasanya akan ketagihan (bwahahahaha......). Ada beberapa penulis novel wuxia yang dapat disebut brilian, tapi secara umum ada 3 penulis yang dianggap maestro. Ketiga orang itu adalah Chin Yung (Jin Yong), Khu Lung (Gu Long), dan Liang Ie Shen (Liang Yusheng).

Kali ini saya akan membahas mengenai tokoh dalam novel karangan Chin Yung. Dalam tulisan ini saya akan menggunakan nama-nama tokoh dengan dialek hokkien, jadi bila anda hanya pernah menonton filmnya, mungkin butuh sedikit penyesuaian karena biasanya dalam film yang digunakan adalah dialek mandarin. Tokoh-tokoh ini terlibat dalam dua cerita awal dari trilogi rajawali Chin Yung, yaitu Legend Of The Condor Heroes  dan Return Of The Condor Heroes. Akan tetapi tokoh-tokoh ini sudah tidak muncul lagi pada cerita ketiga, Heavenly Sword and Dragon Saber.

Alkisah di dunia kang ouw (dunia persilatan) terdapat 5 pendekar terhebat. Kelimanya bersepakat untuk berduel di puncak Hoa San untuk menentukan siapa yang terbaik diantara mereka. Kelima pendekar itu adalah Ong Tiong Yang (Si Dewa Tengah), Ang Cit Kong (Si Pengemis Dari Utara), Auwyang Hong ( Si Racun Dari Barat), It Teng Taysu (Si Kaisar Dari Selatan), dan Oey Yok Su (Si Sesat Dari Timur). Duel ini selain bertujuan untuk mencari siapa yang terkuat juga bermaksud untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan kitab silat legendaris Kiu Im Cin Keng (Kitab 9 Rembulan). Singkat cerita, yang keluar sebagai pemenang adalah Ong Tiong Yang Si Dewa Tengah.

Tapi maksud tulisan ini bukanlah untuk menceritakan cerita tentang pertarungan kelima orang jagoan diatas. Saya hanya bermaksud melihat karakter kelima jagoan tersebut. Dari kelima jagoan itu, tokoh favorit saya adalah Oey Yok Su, Si Sesat Dari Timur. Mengapa dia yang saya jadikan tokoh favorit akan saya beberkan dengan jalan membandingkan dengan empat jagoan lainnya, berikut penjelasannya.

Mari kita kupas satu persatu karakter kelima jagoan tersebut.

Yang pertama, Ong Tiong Yang, Si Dewa Tengah, jagoan yang keluar sebagai pemenang dalam pertempuran di Puncak Hoa San. Sebenarnya agak sulit untuk menilai karakter tokoh yang satu ini karena porsi kemunculannya dalam cerita sangat sedikit. Hal ini terjadi karena diceritakan bahwa pada saat cerita berjalan dia sudah meninggal dunia. Tapi secara ringkas dapat dilihat bahwa ia adalah manusia berbudi yang mendirikan sebuah sekte agama beraliran Tao. Dia seorang pendekar budiman yang berdiri kokoh di jalan kebenaran. Tak ada yang bisa dinilai dan sepertinya tak ada yang menarik dari tokoh ini. Bukan tokoh favorit saya.

Yang kedua, Ang Cit Kong, Si Pengemis Dari Utara. Seorang pendekar sejati, pahlawan pembela kebenaran, ketua sebuah perkumpulan besar di dunia persilatan (Perkumpulan Pengemis/Kay Pang). Orang jujur dan ksatria. Kejujuran dan karakternya yang terus terang tergambar dalam ilmu silat andalannya, 18 Pukulan Penakluk Naga (Han Liong Sip Pat Ciang) yang benar-benar mengandalkan tenaga tanpa gerak tipu. Selain itu, tokoh satu ini juga menguasai Jurus Tongkat Pemukul Anjing (Tah Kauw Pang Hoat) yang merupakan ilmu khusus yang hanya dikuasai oleh Ketua Perkumpulan Pengemis. Kelemahan tokoh ini hanya satu, tidak bisa menahan godaan terhadap makanan enak, kalau melihat makanan enak, jari telunjuknya (kanan atau kiri, saya lupa) selalu bergerak tak terkendali. Oleh karena dianggap membuat malu, dia memotong jari  tersebut (karena hal ini dia juga digelari Kiu Cie Sin Kay/Pengemis Sakti Berjari Sembilan). Dia suka menyelinap ke dapur istana sekedar untuk menikmati hidangan lezat yang diperuntukkan bagi kaisar. Tokoh ini juga merupakan guru dari Kwee Ceng dan Oey Yong, tokoh utama dalam kisah Legend Of The Condor Heroes (Pendekar Pemanah Burung Rajawali). Dari rekam jejaknya, saya menganggap tokoh ini adalah tokoh dengan kriteria standar seorang pahlawan super yang selalu bertindak dengan menjunjung nilai-nilai kebajikan, seorang ksatria sejati. Bagi saya tidak menarik dan membosankan. Bukan tokoh favorit saya.

Yang ketiga, Auwyang Hong, Si Racun Dari Barat. Seorang tokoh antagonis super jahat yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Memiliki anak haram hasil hubungan gelap dengan kakak iparnya sendiri. Musuh bebuyutan Si Pengemis Dari Utara. Jurus andalannya adalah Ha Mo Kang/Kap Mo Kang, Ilmu yang mendasarkan gerakan pada gerakan katak (ilmu ini juga digunakan oleh tokoh jahat yang menjadi lawan Stephen Chow dalam film Kung Fu Hustle). Selain itu, tokoh ini juga mahir menggunakan berbagai jenis racun dan memelihara ular-ular paling berbisa yang digunakan sebagai senjata dalam pertarungan. Padahal penggunaan racun merupakan tindakan yang dianggap tidak jantan dalam dunia persilatan. Tidak perlu dijelaskan secara panjang lebar, sudah pasti tidak ada yang perlu dikagumi dari tokoh seperti ini. Bukan tokoh favorit saya.

Yang keempat, It Teng Taysu, Si Kaisar Dari Selatan. Dulu dia adalah seorang kaisar di Negeri Tayli/Dali (sekarang termasuk Keresidenan Otonom Etnis Bai Dali di Propinsi Yunnan dibagian barat daya Tiongkok yang berbatasan dengan tiga negara lain, Vietnam, Laos dan Myanmar). Seorang pendekar baik hati dan bijaksana, jurus andalannya adalah It Yang Ci (Jurus Totokan Satu Jari), jurus yang sangat ditakuti oleh Si Racun Barat karena Ha Mo Kang miliknya tak berdaya dihadapan jurus ini. Dia turun tahta dan menjadi seorang bhiksu setelah merasa bersalah karena terbawa emosi sehingga mengakibatkan kematian seorang bayi tak berdosa (ada kisah cinta yang panjang berliku dan pilu dibalik kejadian ini). Singkatnya, tokoh ini mungkin merupakan tokoh setengah dewa dengan kesabaran dan kebijaksanaan yang tinggi menggapai awan. Tokoh yang membosankan. Bukan tokoh favorit saya. 

Yang kelima, tentu saja Oey Yok Su, Si Sesat dari Timur. Majikan Pulau Persik, ayah  kandung dari Oey Yong, istri Kwee Ceng sang tokoh utama cerita. Sulit untuk memulai dari mana dalam menceritakan tokoh yang satu ini. Dia mendapatkan gelar "Sesat" karena tindak tanduknya yang sangat aneh dan suka melanggar norma serta tatanan budaya yang berlaku umum dalam masyarakat. Sifat anehnya ini sering membuatnya berada pada posisi yang sulit dan dianggap jahat serta tak bermoral, tapi dahsyatnya DIA SAMA SEKALI TIDAK PEDULI dengan pandangan orang lain terhadap dirinya. Hal ini terlihat saat orang-orang menuduhnya sengaja membuat cacat seluruh pembantunya di Pulau Persik, padahal sebenarnya dia sengaja mengumpulkan orang-orang cacat untuk memberi mereka kehidupan yang lebih baik dan menyelamatkan mereka dari hinaan di dunia luar. Sedikitpun ia tak pernah berusaha meluruskan pandangan orang terhadap dirinya.

Berikut adalah beberapa contoh tindakan aneh yang dilakukannya.

  1. Saat dia dituduh membunuh 5 dari 7 Pendekar Aneh dari Kanglam (Kanglam Cit Koay) yang merupakan guru dari Kwee Ceng. Dia sama sekali tidak membantah walau juga tidak mengakuinya. Hal ini nyaris membuat perjodohan antara Kwee Ceng dan Oey Yong (putrinya) berantakan. Terlepas dari ketidaksukaannya secara pribadi kepada calon menantunya yang dianggap bodoh dan terlalu kaku, tindakannya ini benar-benar membuat rumit kisah cinta antara Kwee Ceng dan Oey Yong.
  2. Oey Yok Su tidak segan-segan membuat cacat 4 orang muridnya yang tidak bersalah kemudian mengusir mereka karena murka atas pengkhianatan 2 orang muridnya yang lain yang telah mencuri salinan Kitab Kiu Im Cin Keng darinya. Kejadian ini berbuntut panjang. Istri Oey Yok Su, yang membuatkan salinan kitab tersebut berusaha menghibur suaminya dengan berusaha membuat salinan yang baru berbekal hafalannya. Karena berpikir terlalu keras saat membuat salinan yang baru dalam keadaan hamil, istrinya jatuh sakit kemudian meninggal saat melahirkan putri mereka.
  3. Terpukul dengan kematian istrinya, dia mencari orang lain yang memiliki salinan kitab tersebut, yaitu adik seperguruan Ong Tiong Yang yang bernama Ciu Pek Tong, Si Bocah Tua Nakal. Walau tidak berhasil mengalahkan Ciu Pek Tong, namun ia berhasil menawan Si Bocah Tua Nakal selama belasan tahun di Pulau Persik. Tujuannya cuma satu, mengambil kitab yang ada pada Ciu Pek Tong untuk kemudian dibakar sebagai persembahan untuk arwah istrinya. Hal ini terjadi karena ia mempersalahkan Ciu Pek Tong yang telah memamerkan kitab Kiu Im Cin Keng pada istrinya, sehingga istrinya penasaran dengan kitab itu. Setelah memperdaya Ciu Pek Tong yang lugu, istrinya bisa membaca dan menghafal kitab itu, kemudian menuliskannya kembali. Dalam logika Oey Yok Su, seandainya Ciu Pek Tong tidak memamerkan kitab itu, maka tidak akan terjadi rentetan kejadian yang mengakibatkan istrinya meninggal dunia.
  4. Dalam cerita Return Of The Condor Heroes, dia merupakan satu-satunya tokoh yang mendukung kisah cinta antara Yo Ko dan Siauw Liong Lie. Padahal kisah cinta itu merupakan cinta terlarang dan sangat tabu dizaman itu karena Yo Ko adalah murid Siauw Liong Lie. Pada masa itu kedudukan guru dianggap sama dengan orang tua. Dipihak lain, Kwee Ceng, menantunya yang kaku dan sangat terikat pada norma dan adat, berpikiran bahwa lebih baik Yo Ko mati ditangannya daripada membuat aib bagi leluhurnya. Kwee Ceng merasa bertanggung jawab karena ia adalah kakak angkat Yo Kang, ayahanda Yo Ko.

Diluar segala keanehan/kesesatan yang dimilikinya, Oey Yok Su merupakan seorang jenius. Dia mahir ilmu silat, sastra, strategi perang, ilmu ramalan, ilmu perbintangan, dan juga mahir memainkan beragam alat musik. Diantara lima jagoan diatas, dialah yang berusia paling muda. Usianya saat pertarungan di Puncak Hoa San bahkan belum sampai setengah usia Ong Tiong Yang, karena itula Ong Tiong Yang sangat mengaguminya. Sifat dan karakternya sangat bertolak belakang dengan Kwee Ceng sang menantu yang agak bebal dan lugu. Perbedaan karakter inilah yang membuatnya tidak menyetujui perjodohan antara Kwee Ceng dan putrinya Oey Yong. Dia melakukan berbagai cara untuk menggagalkan kisah cinta mereka. Tapi akhirnya ia mengalah, demi kebahagiaan sang putri.

Sisi kelembutan Oey Yok Su dapat terlihat dalam hubungannya dengan sang istri. Cintanya hanya pada satu wanita. Setelah istrinya meninggal, dia tidak berusaha mencari pengganti. Setiap hari dia datang ke makam istrinya dan mengajak (nisan) istrinya bercakap-cakap. Ia menghias makam istrinya dengan berbagai benda-benda mewah dan mahal, dan tak seorangpun diizinkan memasuki makam kecuali putri mereka. Gilanya lagi, dia membuat sebuah kapal mewah yang rencananya akan digunakan untuk sebuah pelayaran bunuh diri mengarungi lautan untuk menyusul istrinya ke alam baka. Kapal itu dirancang untuk hancur di tengah lautan. Yang menahannya dari misi bunuh diri itu hanya satu, dia tidak tega meninggalkan putri semata wayang yang sangat dicintainya sendirian di dunia.

Selanjutnya, saat murid yang pernah mengkhianatinya tewas ditangan orang lain, dia sangat murka dan berniat untuk menuntut balas. Dia berpikiran, tidak seorangpun berhak membunuh muridnya, kecuali dirinya. Hinaan terhadap mantan muridnya tetap dianggapnya sebagai hinaan langsung pada dirinya. Diluar segala tindakan kejam terhadap muridnya, dia tetap menyayangi mereka.

Selain itu, gambaran sesat, kejam, dan aneh yang melekat pada dirinya seringkali merupakan sebuah kesengajaan yang diciptakannya sendiri untuk menutupi sisi kelembutan dan kebaikan yang ada dalam dirinya. Meskipun dijuluki "sesat", tak pernah sekalipun dia melakukan tindakan yang tidak jantan ataupun tindakan memalukan bagi seorang ksatria. Tokoh ini benar-benar merupakan seorang tokoh yang kompleks. Pribadi yang unik. Dalam tindakannya yang terkadang kejam, tersembunyi kelembutan yang tiada batas, khususnya bagi orang-orang terdekatnya. Karena itulah tokoh ini merupakan tokoh favorit saya dalam Trilogi Rajawali karya Chin Yung.